Desain tenun telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia. Namun, di era digital seperti sekarang ini, desainer tenun dihadapkan pada tantangan dan peluang yang tidak bisa dianggap remeh.
Tantangan pertama yang dihadapi oleh desainer tenun adalah bagaimana mereka dapat mempertahankan keaslian dan keunikan dari karya-karya tenun mereka di tengah arus globalisasi dan teknologi. Menurut Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif, “Desainer tenun perlu terus mengembangkan inovasi dan kreativitas dalam menciptakan desain-desain yang bisa bersaing di pasar global.”
Selain itu, peluang juga ada di mana-mana bagi desainer tenun di era digital ini. Dengan adanya internet dan media sosial, mereka dapat dengan mudah mempromosikan karya-karya mereka ke seluruh dunia. Menurut Dian Pelangi, seorang desainer tenun terkenal, “Media sosial adalah alat yang sangat powerful bagi kami untuk memperkenalkan keindahan dan keunikan dari tenun Indonesia kepada dunia.”
Namun, untuk bisa memanfaatkan peluang tersebut, desainer tenun juga perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi. Menurut Rinaldy A. Yunardi, seorang desainer busana ternama, “Desainer tenun perlu terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi agar bisa tetap relevan di era digital ini.”
Dengan demikian, bagi para desainer tenun, tantangan dan peluang di era digital ini sebenarnya saling melengkapi. Yang terpenting adalah bagaimana mereka bisa menjaga keaslian dan keunikan karya tenun mereka sambil tetap memanfaatkan teknologi untuk memperluas pasar dan menjangkau lebih banyak orang. Sebagai desainer tenun, kita harus terus berinovasi dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.